TARAKAN – Asisten bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setprov Kaltara, Datu Iqro Ramadhan, S.Sos., M.Si berharap penguatan kebangsaan dapat memupuk rasa nasionalisme, khususnya para pemuda Purna Paskibraka Tahun 2022 dan 2023. Hal ini disampaikannya saat membuka Seminar Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa (IDE BANG KARSA) di Hotel Tarakan Plaza, Jumat (24/11).
Hadir pula dalam seminar itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kaltara, H Iskandar, S.IP., M.Si.
Menurutnya, pada era globalisasi saat ini, ketahanan ideologi pancasila menghadapi ujian dan tantangan yang cukup nyata. Yakni dengan masuknya ideologi alternatif ke sendi-sendi bangsa melalui media informasi yang sangat mudah dijangkau, seperti radikalisme, terorisme, dan hedonisme.
“Saya berharap terselenggaranya megiatan ini, rasa nasionalisme yang ada dalam diri kita semua, khususnya para Purna Paskibraka mampu melahirkan sikap bela negara. Serta mendorong kemajuan bangsa yang dimulai dari Kaltara,” kata Datu Iqro.
Datu Iqro juga menjelaskan nilai-nilai Pancasila masih sangat relevan dalam berbagai sektor masyarakat. Sebab, pancasila dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam kehidupan berbamgsa dan bernegara secara konsisten.
“Dengan demikian, Pancasila mampu menjadi filter atas berbagai pengaruh negatif fenomena modernitas. Sekaligus mengisi kembali ruang kosong kejiwaan manusia Indonesia dengan nilai keagamaan yang universal, seperti cinta kasih, ketulusan, kejujuran, pengabdian dan pelayanan terhadap sesama,” urainya.
Karena itu, Daru Iqro berpesan agar generasi muda dapat meneruskan nilai-nilai ideologi pancasila agar tidak salah menyerap informasi. Sehingga peran generasi muda menjadi sangat penrig agar tidak terjadi penyebaran berita bohong (hoax).
“Pendidikan Pancasila juga dapat meningkatkan akhlak mulia dan pembangunan karakter bangsa. Sebagai ideologi dan dasar negara, Pancasila mempunyai fungsi sebagai acuan dalam mempersatukan Indonesia,” terangnya.
Seperti diketahui, kaum muda saat ini lebih dikenal Generasi Z. Generasi ini merupakan kelompok masyarakat yang paling dekat dengan teknologi digital. Mereka memiliki kreatifitas dan rasa percaya diri yang lebih besar. Keunggulan tersebut dapat “menyulap” generasi muda menjadi para pembelajar yang mandiri.
Meski begitu, digitalisasi juga memunculkan sejumlah tantangan bagi generasi muda untuk melakukan perubahan bagi bangsa. Setidaknya, Datu Iqro menyebutkan 5 tantangan bagi generasi muda yang harus segera disikapi secara bijak. Yaitu, tantangan dominasi teknologi, tantangan negara emerging market, tantangan globalisasi, tantangan keamanan serta tantangan moral, etika dan agama.
“Oleh karena itu, melalui IDE BANG KARSA, penting bagi kita khususnya jajaran pemerintah di daerah untuk melakukan penanaman dan pengamalan Pancasila bagi masyarakat khususnya melalui para Purna Paskibraka Kaltara. Sebab mereka adalah calon pemimpin di masa yang akan datang,” tuntasnya. (dkisp)