KALTARAONE.COM – Covid-19 merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan, yang dimana bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru, hingga kematian. Tidak sedikit dari kita yang masih salah dalam memahami apa itu virus Corona dan Covid-19. Padahal, virus Corona dan Covid-19 sendiri merupakan suatu hal yang berbeda. Perbedaan yang mendasar ialah perihal pelabelannya.
Corona, merupakan nama virusnya, sedangkan Covid-19 adalah nama resmi untuk penyakit yang disebabkan oleh virus Corona. Penyakit ini disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome 2) yang dapat menular dari satu orang ke orang lain. Penularan Covid-19 sendiri bisa dari tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut saat batuk atau bersin, lalu orang lain menghirup atau menyentuh benda yang sudah terkontaminasi droplet tanpa mencuci tangan terlebih dahulu dan langsung menyentuh area hidung, mata, dan mulut. Virus yang tidak memandang umur ini dapat menyerang siapa saja, baik itu lansia, orang dewasa, ibu menyusui, anak-anak, bahkan bayi.
Penyakit Covid-19 yang telah mendunia ini, awalnya berasal dari kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini dengan sangat cepat menular ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Terhitung dari Senin, 2 Maret 2020, Indonesia telah terjangkit virus Corona.
Presiden Joko Widodo mengumumkan, bahwa terdapat dua warga Indonesia, tepatnya di kota Depok, Jawa Barat yang terjangkit virus Corona. Kedua orang ini merupakan seorang ibu (64 Tahun) dan putrinya (31 Tahun) yang sempat melakukan kontak dengan warga Jepang yang positif terkena Covid-19.
Warga Jepang tersebut baru terdeteksi Covid-19 setelah ia meninggalkan Indonesia, tepatnya di Malaysia. Setelah adanya pengumuman warga Indonesia yang terjangkit virus Corona, kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah setiap harinya hingga angka kasus baru Covid-19 masih bertambah di 34 provinsi di Indonesia dengan rata-rata 9.000 hingga 10.000 kasus per harinya.
Seiring berjalannya waktu, setelah melewati hari-hari yang berat per tahunnya, kasus Covid-19 yang terus bertambah, kemudian berkurang, hingga bertambah lagi, sampai akhirnya angka kesembuhan Covid-19 pada 31 Desember 2021 pun meningkat, per harinya bisa mencapai 193 orang. Hingga tutup tahun 2021 angka kumulatif kesembuhan sudah mencapai 4,1 juta orang. Namun, tidak hanya sampai disitu, virus ini mempunyai berbagai varian baru, salah satunya ialah Omicron. Terhitung 27 November 2021, virus Corona varian Omicron telah masuk ke Indonesia yang hingga saat ini telah tercatat ada 572 kasus.
Faktor-faktor yang menyebabkan penularan Corona semakin meningkat, yaitu karena masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap remeh Covid-19, sehingga mereka tidak mau mematuhi protokol kesehatan.
Saat berkumpul, mereka juga sering melepas masker dan tidak menjaga jarak. Bahkan, ketika saya berjalan ke suatu tempat, masih banyak orang-orang yang tidak menggunkan masker. Tidak mencuci tangan dan langsung memegang area hidung, mata dan mulut setelah menyentuh barang-barang yang belum tentu kebersihannya terjamin.
Masih banyak juga masyarakat yang bepergian ke luar kota hingga ke luar negeri tanpa memikirkan resikonya. Ketika di suruh berdiam diri di Rumah untuk mengurangi resiko penularan virus Corona, masyarakat tidak mau mematuhinya dan malah protes. Padahal, dengan tidak bepergian ke tempat yang jauh, itu akan membantu mengurangi angka kematian perihal Covid-19. Bahkan, ketika disuruh Karantina setelah bepergian pun, masih ada yang tidak mau melakukannya dan malah berjalan-jalan. Bagaimana jika orang yang tidak Karantina itu terjagkit Covid-19? Tentunya akan merugikan banyak orang bukan?
Salah satu contoh kasus Covid-19 di Tarakan, Kalimantan Utara, yaitu seorang wanita yang berinisial PA (19 Tahun). “Sebelum terpapar virus Corona, saya memang sudah demam. Kemudian, saya mulai merasakan pusing, sesak nafas, hingga tidak bisa ngerasain makanan. Air putih pun rasanya jadi sangat manis.
Akhirnya, saya memutuskan periksa di Apotek yang melayani swab, dan ternyata positif. Saya langsung melakukan isolasi mandiri di Rumah. Jika ditanya mengapa bisa terpapar virus Corona? Karena, saya habis menjaga mama saya yang berada di Rumah Sakit. Saya sakit sekitar sebulan, dan pada minggu ketiga jalan minggu keempat, saya swab untuk yang kedua kalinya dan hasilnya negatif,” tuturnya.
Upaya yang dilakukan PA untuk sembuh ialah, minum vitamin C, minum obat dari Puskemas, banyak minum air putih, hingga berjemur. Upaya yang Pemerintah lakukan untuk menangani kasus Covid-19 ialah, melakukan vaksinasi, mengawasi laju penyebaran virus Corona, meningkatkan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment), menyusun rencana ketahanan kesehatan jangka panjang, serta menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak).
Untuk seluruh masyarakat di luar sana, khususnya di Indonesia, kita harus mematuhi aturan-aturan dari Pemerintah, salah satunya dengan mematuhi protokol kesehatan. Dengan demikian, penularan virus Corona ini dapat kita perlambat bahkan dapat kita hentikan. “Ketika harapan tampak tidak ada harapan, teruslah berjuang. Ini adalah masa-masa sulit. Saat kita keluar bersama, kita akan memiliki dunia yang lebih baik dan hati yang lebih bersih.” dan “Mari jadikan dunia ini tempat yang lebih aman dengan tetap berada di dalam ruangan.”
Penulis : Afiqah Meidilla Azra – Mahasiswa Universitas Muhammadiya Malang Jurusan Ilmu Komunikasi