Ketua RT: Korban Orangnya Pendiam dan Jarang Berkomunikasi

GANTUNG DIRI. RS (15) saat dimasukan kedalam kantong mayat Uni Inafis Satreskrim Pores Tarakan dirumahnya di Gang 45 RT 32 Kelurahan Sebengkok, Selasa (27/10/2020).(ko1)

TARAKAN, kaltaraone.com – Warga RT 32 Gang 45 Kelurahan Sebengkok Kecamatan Tarakan Tengah digegerkan dengan temuan korban gantung diri. Pria yang diketahui berinisial RS (15) meninggal dunia secara mengenaskan di kamar mandi rumahnya.

Ketua RT 32 Sumardi mengaku, awalnya ia dipanggil oleh pihak keluarga korban untuk mengecek kamar mandi rumah korban sekitar pukul 17.00 Wita, Selasa (27/10/2020). Keluarga yang sudah mengetahui korban berada didalam kamar mandi lantas menyuruh tetangga serta Ketua RT untuk memastikan posisi korban. “Dia ini dari jam 12 tidak keluar dari kamar mandi. Keluarga juga sempat suruh buka paksa pintu. Khawatir terjadi apa-apa,” tegasnya.

Mengetahui pintu kamar mandi masih terkunci, ia langsung membongkar paksa dengan menggunakan linggis. Saat mencoba membongkar pintu, tetangga korban sempat menaiki plafon rumah untuk mengetahui posisi korban. “Sempat dilihat dia masih berdiri di kamar mandi. Mungkin karena dia (saksi) tidak lihat tali. Setelah itu kami lanjut lagi bongkar paksa pintu,” tuturnya.

Setelah pintu kamar mandi terbuka, Sumardi langsung memberitahukan kepada keluarga korban bahwa RS telah gantung diri dengan menggunakan sebuat tali. Tak sampai disitu, ia langsung mengecek urat nadi korban. “Pas kita cek denyut nadinya sudah tidak ada. Soalnya sudah dari jam 12 dia didalam. Habis itu langsung kita laporkan ke polisi,” ungkapnya.

DIGOTONG. Korban yang sudah tidak bernyawa dibawa ke RSUD Tarakan untuk dilakukan visum, Selasa (27/10/2020).(ko1)

Dari informasi yang ia terima, lanjut Sumardi, korban sempat didatangi oleh guru sekolah dirumahnya. Namun ia tidak bisa memastikan jika ada beberapa masalah dari sekolah tersebut yang menjadi alasan korban nekat gantung diri. “Masalah dari guru atau orangtuanya saya tidak tahu juga,” bebernya.

Menurutnya, korban dalam kesehariannya nampak normal dan masih mengenyam pendidikan dibangku sekolah kelas 3 SMP. Hanya saja korban terlihat pendiam dan jarang bergaul dengan lingkungan sekitar.

“Kadang-kadang ikut bantu mamanya jualan pakaian. Tapi memang jarang komunikasi sama anak-anak sini. Jadi dirumahnya saja dia,” tuntasnya.(ko1)