TANJUNG SELOR – Provinsi Kalimantan Utara mencatatkan indikator pembangunan ekonomi yang berbanding lurus terhadap kesejahteraan sosial masyarakat pada triwulan III 2023. Hal ini tercermin dari grafik positif pertumbuhan ekonomi dan penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada periode yang sama.
Secara umum, Kaltara catatkan pertumbuhan ekonomi di angka 4,79 persen pada triwulan III 2023. Sementara itu, angka pengangguran menurun 475 orang pada waktu yang sama. Senada hal tersebut, potret setengah pengangguran juga menurun sampai 2.212 orang.
Gubernur Kalimantan Utara, Drs H Zainal A Paliwang SH, M.Hum memaparkan catatan ringkas peristiwa ekonomi yang berlangsung sepanjang bulan Juli sampai September 2023.
Faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Kaltara, antara lain dibukanya tahun ajaran baru 2023/2024 pada bulan Juli dan persiapan sejumlah perayaan ulang tahun kabupaten dan kota.
Pada saat yang bersamaan, ekspor kayu sebagai salah satu komoditas unggulan tercatat mencapai 11,14 juta ton, atau naik dari triwulan sebelumnya sebesar 10,96 juta ton. Potret PMI-BI (Prompt Manufacturing Index) triwulan III-2023 diketahui juga berada di level 52,93 persen.
“Angka PMI-BI triwulan III-2023 ini menunjukkan kinerja industri berada pada fase ekspansi. Pertumbuhan PMI-BI ini sejalan dengan perkembangan lapangan usaha industri pengolahan di Kalimantan Utara yang tumbuh sebesar 0,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Gubernur saat membaca rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara belum lama ini.
Dalam laporan tersebut, kata Gubernur, BPS turut menemukan peristiwa aktivitas masyarakat meningkat seiring dengan adanya berbagai perayaan Tahun Baru Islam, Hari Kemerdekaan RI, dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Fenomena ini menyebabkan pengeluaran konsumsi rumah tangga semakin meningkat.
Secara kumulatif, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Provinsi Kalimantan Utara pada Juli-September 2023 mencapai 4.877 kunjungan. Sementara itu, Kaltara juga catatkan inflasi yang berada di dalam rentang batas yang ditetapkan pemerintah.
“Pada September 2023, Kalimantan Utara mengalami inflasi y-on-y sebesar 2,16 persen, deflasi bulanan sebesar -0,07 persen, dan inflasi kalender sebesar 1,61 persen,” ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi Kaltara juga tidak bisa dilepaskan dari belanja pemerintah daerah yang cukup dominan. Pada triwulan III 2023, Belanja barang dan jasa naik 12,46 persen, belanja modal naik 56,15 persen, belanja bansos naik 486,20 persen dan retribusi daerah naik 27,56 persen. Komponen belanja pegawai yang hanya catatkan penurunan 16,10 persen.
Meski begitu, adanya peristiwa yang sedikit menghambat akselerasi pertumbuhan ekonomi. Faktor tersebut antara lain terjadinya pergeseran momentum hari besar dibandingkan tahun 2022, bencana banjir di Malinau yang menghambat sejumlah aktivitas ekonomi, rerata Nilai Tukar Petani Triwulan III-2023 menurun 0,63 persen dibandingkan triwulan II-2023 dan rata-rata HBA triwulan III-2023 yang menurun sebesar 22,09 persen.
Selain itu, nominal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp36,73 triliun pada triwulan III 2023. Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi di sektor Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 19,24 persen.
Empat lapangan usaha lain yang catat pertumbuhan ekonomi tertinggi berlangsung pada sektor konstruksi sebesar 10,13 persen, sektor asa keuangan dan asuransi sebesar 9,84 persen, sektor erdagangan besar dan eceran sebesar 7,28 persen dan sektor jasa perusahaan sebesar 7,21 persen.
“Dari 17 lapangan usaha yang ada, hanya lapangan usaha administrasi pemerintahan yang mengalami kontraksi 3,07 persen,” ungkapnya.
Struktur perekonomian Kaltara yang tercermin dari postur PDRB masih didominasi sektor pertambangan dan galian sebesar 33,19 persen. Sektor lain di bawahnya cukup memiliki rentang yang cukup besar, yakni pertanian kehutanan dan perikanan dengan kontribusi 14,54 persen, konstruksi 11,81 persen, perdagangan besar dan eceran 11,80 persen dan industri pengolahan 7,73 persen.
Provinsi Kalimantan Utara memiliki lima lapangan usaha yang menjadi leading sector perekonomian daerah. Pada triwulan III 2023, sejumlah fenomena pendukung mempengaruhi geliat lapangan usaha tersebut.
Dari sektor pertambangan dan penggalian terjadi peningkatan produksi sejumlah perusahaan batubara di Kalimantan Utara. Berdasarkan data MODI, produksi batubara nasional triwulan III2023 meningkat 5,71 persen dibandingkan triwulan III-2022.
Pada sektor pertanian, perikanan, kehutanan, produksi Bandeng yang diekspor dari Kaltara tumbuh hingga 4,52 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor ini juga dipengaruhi bantuan yang diberikan oleh pemerintah serta ada beberapa penambak yang mulai menggunakan pakan untuk meningkatkan produksi udangnya.
Sedangkan pada sektor konstruksi, realisasi pengadaan semen meningkat 78,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor ini juga didukung percepatan pembangunan KIHI Tanah Kuning, Groundbreaking PLTA Mentarang di Malinau dan Pembangunan jalan perbatasan serta PLBN.
Kemudian di sektor perdagangan, laporan realisasi kendaraan baru (BBN I) untuk kendaraan roda 2 meningkat 16,88 dan kendaraan roda 4 meningkat 10,68 persen dibandingkan tahun 2022. Output lapangan usaha Perdagangan meningkat sejalan dengan peningkatan nilai tambah pada sejumlah lapangan usaha terutama leading sector.
Terakhir pada industri pengolahan, diketahui industri CPO tumbuh hingga 25,04 persen dari tahun 2022. Industri ikan kering, pembuatan bolu kukus dan tempe masih tumbuh 1,18 persen. (dkisp)