JAKARTA – Pengabdi negara terlama sepanjang pemerintahan tujuh presiden, Sidarto Danusubroto menyampaikan pesan menghadapi dinamika politik Pilpres dan Pileg 2024, yang belakangan tensi kontestasi koalisi parpol dan bacapres maupun bacawapres semakin menghangat.
“Harus tetap diperhatikan bahwa apa pun kerja kerja politik yang sudah dilakukan, ingat hasil akhirnya yang menentukan tetap adalah takdir Allah,” kata politikus senior di Tanah Air yang mengawali karier pengabdiannya sebagai Ajudan Presiden RI pertama Ir Soekarno ini, di depan relawan Jarwo Center Indonesia, di kediamannya, Jalan Kemang, Jakarta Selatan, dikutip Rabu (23/08/2023).
Sidarto meyakinkan bahwa kekuatan takdir ilahiah juga akan tetap berlaku terhadap figur yang nantinya akan mendapatkan rezeki derajat atau jabatan menjadi Presiden RI penerus Presiden Jokowi. Takdir itu tidak bisa ditawar atau bersifat absolut. Sehingga, apa pun usaha politik hasil akhir tetap takdir ilahiah, siapa pun harus bisa menerima, dan salah jika mengingkari.
“Jabatan itu takdir, kehendak Allah, amanah, saya pribadi mengalami kekuatan Allah itu. Saat jadi Ketua MPR RI hingga sekarang menjadi Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) dua periode, juga karena pemberian Allah. Saya tidak pernah menyangka,” kata politikus senior PDI Perjuangan yang akrab dipanggil “Opa”, menyebut saat menggantikan Almarhum Taufik Kiemas menjadi Ketua MPR RI, karena didesak elit parpol di luar PDIP, begitu pun terpilih jadi Watimpres dua periode juga bukan kehendak PDIP, namun ditunjuk Presiden Jokowi.
Politikus kelahiran Yogyakarta yang 11 Juni lalu berultah ke 87 ini, mengingatkan terhadap kontestan khususnya kandidat Pilpres agar keukeuh mengedepankan adu gagasan dalam berkontestasi. Sehingga, demokrasi Pemilu dapat mendidik masyarakat. Ia juga berharap kandidat bisa menunjukkan kualitasnya saling menawarkan kekuatan jati diri masing-masing.
“Dengan menawarkan kekuatan jati diri akan lebih terhormat, karena bisa memikat rakyat untuk memilih jadi pemimpin ke depan. Jadi, jangan dompleng popularitas tokoh lain, itu bukan tipe calon pemimpin yang baik dan dikehendaki rakyat,” kata Sidarto, mengritisi adanya manuver politik ‘selebrasi’ menjual popularitas Presiden Jokowi demi mendongkrak elektoral atau mendapatkan empati publik.
Sidarto yang fisiknya lebih terkesan seperti masih berusia kepala 6 ketimbang kepala 8 ini, mengaku dirinya tetap berkeyakinan takdir memenangkan konstestasi Pilpres 2024 akan berpihak kepada Ganjar Pranowo (Jarwo). Karena ikhtiar-ikhtiar politik yang sudah dikerjakan Ganjar, termasuk rekam jejak di legeslatif sebagai Anggota DPR RI dan Gubernur dua periode, jadi bekal potensial untuk dipilih rakyat menjadi Presiden RI mendatang.
“Ganjar bisa menjadi dirinya sendiri dengan pengalamannya di ekskutif sebagai Gubernur dan legislatif yang tidak dimiliki Capres lain. Tapi, dia juga bisa meneruskan legacy yang sudah ditanamkan Presiden Jokowi,” kata Mantan Kapolda Jawa Barat (1988-1991) di era Pemerintahan Presiden Soeharto.
Sebagai Ketua Pembina Relawan Jarwo Center Indonesia, yang memiliki jejaring tersebar di seluruh Indonesia, Sidarto memberikan wejangan-wejangan kepada pengurus pusat relawan pendukung Ganjar Pranowo yang berkumpul di kediamannya.
“Jarwo Center harus tetap jaga semangat. Kita juga harus saling mendoakan semoga Ganjar ditakdirkan menjadi penerus Presiden Jokowi,” kata Sidarto kepada para pengurus Jarwo Center Indonesia, sembari menunjukkan cicin yang dikenakan berlaval kaligrafi Allah.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum Jarwo Center Indonesia, Budi Mulyawan alias Cepi menyerahkan sebuah lukisan sketsa potret Sidarto Danusubroto. Lukisan mencerminkan sang pengabdi 7 presiden RI ini berekspresi bak sosok tokoh pewayangan Semar, yang menyiratkan Sidarto Danusubroto memasuki fase “pandito”. Tokoh panutan politik yang sarat nasihat ketauladanan.
“Lukisan karya relawan Jarwo Center ini sebagai tanda terima kasih kami kepada Opa Sidarto yang dalam 11 Juni lalu berusia sudah 87 tahun, namun tetap mampu bertahan mengabdikan diri kepada negara. Ini patut kita tauladani,” kata Cepi, yang juga penggagas paling awal deklasi Ganjar Pranowo maju Capres 2024, pada tahun 2021. (*)