TANJUNG SELOR – Inflasi Kalimantan Utara pada bulan Juni berada di angka 2,91 persen. Angka ini berdasarkan jika dibandingkan pada Juni tahun lalu (year on year) turun 2 persen. Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kalimantan Utara, Dr H Suriansyah, M.AP mengungkapkan, inflasi Kaltara justru terjaga saat ini.
“Artinya, harus tetap stabil, kita harus menjaga supaya tidak fluktuatif,” kata Sekprov saat mengikuti Rakor Inflasi Nasional yang dipimpin oleh Mendagri Tito Karnavian secara daring.
Ia menyebutkan terjadinya inflasi di Kaltara karena sejumlah komoditas mengalami fluktuasi harga. Seperti daging ayam ras yang cenderung mengalami kenaikan. Menurutnya, kenaikan dianggap wajar karena didatangkan dari luar Kaltara.
“Konsumsi daging kebanyakan didatangkan dari Kabupaten Berau,” katanya.
Selain itu, kondisi di lapangan juga menyebabkan harga pakan ternak yang cukup tinggi.
“Penyebab inflasi di Kaltara dari daging ayam ras, telur, bawang merah, kalau lombok masih fluktuatif,” ujarnya.
Surianysah menambahkan faktor pendukung penyebab inflasi di Kaltara karena faktor ekonomi bukan daerah penghasil. Hal ini yang oleh transportasi ongkos angkut dari luar kota. Belum lagi ada musim cuaca seperti musim gelombang yang menghambat pengiriman antar pulau sehingga menambah inflasi.
Selain itu, kata Sekprov, Gubernur Kaltara, Drs H Zainal A Paliwang SH, M.Hum telah menerbitkan surat permintaan penambahan maskapai penerbangan di Kaltara.
“Inflasi Juni lalu 2.91 yang artinya jauh dibawah nasional, kita sudah terjaga, tadi Pak Menteri meminta menjaga inflasi kita, itu dari segi Inflasi artinya upaya kita pemerintah itu berhasil, walaupun kita tetap perhatian,” tutupnya.(dkisp)