BULUNGAN – Tenguyun yang berarti gotong royong warga Salimbatu bersama Forum Komunikasi Warga Tidung (FKWT) Kalimantan Utara (Kaltara) yang dimulai sejak Sabtu 27 Mei pagi hingga petang hari, baru berhasil meratakan tanah sepanjang 2 km dari Desa Teras Baru Kecamatan Tanjung Palas.
Meskipun mengalami kesulitan, tidak menjadi halangan bagi warga karena banyaknya genangan air harus dikeringkan sebelum ditimbun dengan menggunakan tanah. Belum lagi tanah timbunan memakan waktu cukup lama sampai dilokasi.
Untuk meratakan timbunan tanah, warga menggunakan peralatan secara tradisional seperti cangkul, skop, palu untuk memecah batu.
“Perbaikan lokasi ini memang menjadi prioritas kami, karena ini titik terparahnya. Sudah lebih 20 ret tanah bercampur batu yang masuk dan kami ratakan. Besok mudah-mudahan tanah timbunan sudah ditumpuk di lokasi atau titik lainnya,” ujar Mustar sebagai mandor/koordinator Lapangan.
Hadir dilokasi perbaikan jalan anggota DPRD Kabupaten Bulungan, Ilhamsyah yang juga ketua adat Tidung Salimbatu Kecamatan Tanjung Palas. Ilhamsyah menyampaikan, gotong royong menjadi amat penting dan mendesak karena jalan umum ini digunakan untuk semua warga beraktifitas.
“Saya berharap Pemda harus punya perhatian khusus soal jalan ini. Saran saya harus pula di pikirkan jika proyek ini jadi dilaksanakan tahun 2023. Apakah proyek dalam bentuk aspal atau agregat? Mengingat anggaran minim RP. 9,7 M,” jelas Ilhamsyah.
Ia menghimbau kepada warga dari mana saja untuk membantu kegiatan ini karena sangat bermanfaat. Ilhamsyah menambahkan, ke depan Pemda juga harus memasukan anggaran pemeliharaan untuk jalan, jika berlubang tidak menunggu setahun bisa dilakukan perbaikan.
Sementara itu Sekjend PB FKWT, Aryono Putra, S.H., M.H., inisiator perbaikan jalan mengatakan perusahaan yang beroperasi di daerah Kecamatan Tanjung Palas Tengah dan Kecamatan Tanjung Palas baik itu perusahaan batu bara, perkebunan sawit seharusnya lebih responsif kepada masyarakat sekitar area kerjanya.
Aryo menjelaskan, ijin perusahaan bisa dievaluasi jika hanya mencari keuntungan dari Sumber Daya Alam (SDA) tetapi tidak peduli kepada masyarakatnya.
“Jalan ini juga dilintasi truk/dumtruk sawit, mobil perusahaan terdekat, termasuk karyawan. Masa tidak punya empati, harusnya corporate social responsibilty (CSR) bisa dimanfaatkan secara tepat sasaran dengan melihat kebutuhan masyarakat,” sebutnya.
Aryono memberikan contoh, dia teringat tahun 1998 ketika Soeharto jatuh, karena masyarakat sudah tidak percaya, selalu diberi janji, ketimpangan terjadi luar biasa dan negara tidak hadir bagi rakyatnya, mencederai 4 pilar kebangsaan.
“Konsensus kehidupan berbangsa dan bernegara itu salah satunya adalah rakyat, kenapa rakyat menjadi penting karena sendi kehidupan itu ada padanya. Rakyat paling utama berdirinya sebuah negara selain harus 2 syarat lainnya yaitu pemerintahan yang berdaulat, wilayah, sedangkan pengakuan negara lain hanya sebagai unsur pendukung saja,” tuturnya.
“Kembali kepada persoalan jalan ini, Pemda Bulungan memang ada tapi tidak bergerak menuju keadilan sosial, menciptakan masyarakat yang sejahtera, sebagaimana cita-cita bangsa ini, negara kesejahteraan (welfare state) dimana masyarakatnya hidup bahagia,” tegas Aryono Putra, S.H., M.H yang akrab dipanggil pengacara merah/Red Lawyers. (Joe)
Untuk diketahui pengumpulan dana donasi kegiatan gotong royong perbaikan jalan yang dimulai sejak Jumat, 26 Mei sampai Sabtu, 27 Mei 2023 Pukul 20.35 menjadi 2 bagian yaitu:
1. Donasi uang Rp. 16.250.000
2. Donasi tanah timbunan ret