KALTARAONE.COM, Tanjung Selor – Peringati Hari Gizi Nasional ke-62 yang jatuh pada Selasa (25/1/2022) lalu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengadakan seminar bertema Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas yang diikuti oleh 100 peserta dari lintas program, lintas sektor, mahasiswa, dan pelajar.
Kegiatan ini dihadiri oleh selaku Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kaltara Udau Robinson, Sekretaris Dinkes Kabupaten Bulungan, serta para tamu undangan lainnya di Hotel Pangeran Khar pada Kamis (27/1).
Memandang Hari Gizi Nasional sebagai momentum penting untuk meningkatkan kepedulian dan komitmen memperbaiki gizi masyarakat, Zakiyah Machluddin selaku Ketua Panitia menjelaskan bahwa stunting dan obesitas merupakan salah satu dari beban ganda yang sedang dihadapi oleh Indonesia.
“Obesitas merupakan faktor terjadinya penyakit tidak menular seperti jantung koroner, kencing manis, dan hipertensi. Hasil riskesdas (riset kesehatan dasar, red) tahun 2013 menunjukan bahwa angka obesitas sebesar 14,8 persen dan melonjak naik pada hasil riskesdas tahun 2018, yakni sebesar 21,8 persen,” sebutnya.
“Sedangkan stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi. Hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia tahun 2021 menunjukan angka stunting di Kaltara sebesar 27,5 persen, angka ini berada di atas prevalensi nasional sebesar 24,4 persen,” tambah wanita yang menjabat sebagai Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat di Dinkes Kaltara ini.
Melihat adanya komitmen yang baik tersebut, Udau menyampaikan apresiasi serta pesan dan harapan Gubernur Zainal agar kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap bahaya stunting dan obesitas.
“Pembangunan kesehatan adalah investasi utama dalam pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing, apalagi saat ini Indonesia sedang menghadapi beban ganda. Satu sisi menghadapi kurang gizi yang berdampak pada stunting, di sisi lain juga dihadapkan dengan gizi lebih atau obesitas,” buka Udau.
“Berarti tidak hanya jadi tugas Dinkes saja, tapi menjadi tugas kita semua untuk saling bergandengan tangan dan bekerja keras demi menurunkan persentase stunting tersebut. Selain itu, tidak kalah penting juga waspadai risiko dari obesitas,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa penting adanya peningkatan pemahaman mengenai bahaya dari dua permasalahan gizi tersebut, hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi peran anak bangsa di masa yang akan datang.
“Mari kita berpartisipasi aktif dalam mendukung upaya pemerintah untuk mencegah stunting dan obesitas, ayo tingkatkan kesadaran masyarakat melalui penggerakan peran kader pengembangan atau pengorganisasian masyarakat, peningkatan upaya advokasi, dan perencanaan yang mendukung pemberdayaan masyarakat dan pemutakhiran data dan informasi,” pungkasnya. (saq/dkispkaltara)