Benur Udang Siap Didatangkan ke Kaltara

TARAKAN, kaltaraone.com – Kebutuhan hatchery (tempat penetasan) udang di Kaltara yang cukup tinggi, membuat pelaku usaha mulai melirik usaha benur udang di Tarakan. Jumlah produksi udang di tambak dipengaruhi dengan kualitas benur. Sehingga, benur harus sudah kuat dan bebas virus agar bisa tumbuh sehat, besar di dalam tambak.

Dari data yang diperoleh, kebutuhan benur di Kaltara bisa mencapai 2,5 miliar ekor. Sementara hatchery yang ada di Kaltara, sampai saat ini hanya mampu memenuhi 1 miliar ekor benur. Sehingga, pelaku usaha tambak di Kaltara membeli benur dari luar, diantaranya dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara.
Tingginya kebutuhan benur ini yang membuat para petambak kemudian membuat hatchery sendiri, salah satunya PT Ardy Borneo Indofishery (ABI) yang ada di Tarakan. Dengan lokasi pembenihan tersendiri, menyesuaikan standar di Jepara agar kualitas bibit sama.

Direktur PT ABI, Robin Aritonang mengatakan, pihaknya sudah melakukan kerja sama terkait pendistribusian dan pemasaran benur atau benih udang windu yang diproduksi oleh BBPBAP Jepara. Benur produksi asal Jepara ini dianggap memiliki kualitas terbaik dan bebas dari 9 jenis virus yang melekat di benur.

“Kami akan siapkan lokasi perawatannya, jadi dikarantina dulu tiga hari sampai satu minggu sebelum di distribusikan untuk menyesuaikan air di Kaltara. Semoga bisa meningkatkan produksi benur yang berkualitas dan produktifitas tambak yang ada di Kaltara,” jelasnya, Kamis (17/6/2021).

Standar yang diperlukan sesuai BBPBAP, diantaranya kualitas air dan teknisi yang menangani hingga proses pengemasan sebelum dikirim seperti pengisian oksigen agar kualitas benur tidak berubah.

“Lokasi hatchery yang ada di Perikanan sudah siap dan tinggal tempat bangunan fisik, dalam sebulan sudah rampung untuk lokasi perawatan. Jadi yang dikirim dari Jepara itu yang PL7 atau PL8 (siklus hidup udang),” sebutnya.

Ia menargetkan, setelah kerja sama dengan BBPBAP dilaksanakan, 14 Juni lalu selanjutnya dalam waktu sebulan hatchery di Tarakan ini sudah bisa melayani dan memenuhi kebutuhan benur di Kaltara. Sebelum ini, pelaku usaha pertambakan sebenarnya juga membeli benur langsung dari Jepara, namun tidak terakomodir seluruhnya.

Kapasitas tampung yang sudah disiapkan, sekitar 5 juta sampai 10 juta benur dengan kapasitas cargo yang hanya 1,5 juta. Jumlah ini juga bervariasi, tidak bisa langsung disebar. Sehingga, disiapkan tempat untuk bisa menampung agar tidak kurang dan tidak bertumpuk dan bisa kontinyu. Sehingga menyesuaikan pemesanan per satu kali air pasang.

“Kami akan kerja sama juga dengan Koperasi Produsen Kaltara, karena ada petambak di dalam koperasi ini. Selanjutnya baru kami kembangkan ke pelaku tambak lain. Kami mau sentralkan di Tarakan saja, kan kualitasnya sama. Kalau harga, akan disesuaikan dengan di Tarakan. Tapi, kami coba dengan kualitas yang ditawarkan dulu, sebagai terobosan untuk memajukan sentra perikanan,” imbuhnya.(ko1)