APBN 2026 Targetkan Pendapatan Warga Indonesia Rp 7,6 Juta Per Bulan

JAKARTA – Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat sepakat untuk menambah indikator kesejahteraan baru dalam APBN 2026.

Salah satu indikator yang dimaksud adalah Gross National Income (GNI) per kapita sebesar 5.520 dollar AS atau setara Rp 91,99 juta per tahun atau Rp 7,66 juta per bulan per orang.

Selain itu, indikator baru lainnya yang ditambahkan dalam APBN 2026 adalah Indeks Kesejahteraan Petani dan penciptaan lapangan kerja formal.

Adapun sejumlah indikator pembangunan yang disepakati dalam APBN 2026, yaitu tingkat pengangguran terbuka, tingkat kemiskinan, hingga indeks kualitas lingkungan hidup.

Selain GNI, APBN 2026 juga menambahkan indikator lain seperti Indeks Kesejahteraan Petani yang merupakan penyempurnaan nilai tukar petani dan nelayan, serta fokus pada penciptaan lapangan kerja formal untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja.

“GNI per kapita USD 5.520,” kata Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah dalam Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Rabu (24/9).

Target-target lain yang disepakati meliputi tingkat pengangguran terbuka antara 4,44%-4,96%, angka kemiskinan 6,5%-7,5% dan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 37,4%. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup juga ditargetkan mencapai 76,67.

APBN 2026 menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi inklusif dan pemerataan kesejahteraan melalui berbagai program prioritas seperti ketahanan pangan, energi, pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, dan investasi. Diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan kesejahteraan masyarakat secara luas.

“GNI per kapita sebagai indikator pendapatan rata-rata warga. Keseluruhan indikator kesejahteraan diatas kita gunakan untuk melihat seberapa besar dampak kegiatan pembangunan,” bebernya.

Pemerintah optimistis dengan target ini, namun sejumlah ekonom mengingatkan perlunya dukungan kebijakan yang tepat serta upaya konkret menciptakan lapangan kerja yang merata agar kesejahteraan rakyat benar-benar meningkat. (*)