BULUNGAN – Rencana kedatangan Habib Rizieq Shihab (HRS) di Kalimantan Utara menuai pro dan kontra. HRS dijadwalkan akan mengisi acara Tabligh Akbar dan penggalangan dana kemanusiaan untuk Palestina di Kota Tarakan, Sabtu (20/9/25).
Pro kontra di masyarakat muncul akibat kekhawatiran dari ceramah HRS yang dianggap berbau provokatif, yang dapat memecah belah kerukunan umat yang selama ini sudah baik di Kaltara.
Menyikapi situasi ini, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Utara berinisiatif melakukan mediasi kedua belah pihak untuk bertemu dan bersilaturahmi.
H. Alwan Saputra, S.Pi.MM., Ketua Tanfidziyah PWNU Kaltara hadir sebagai mediator. Ia menegaskan NU sebagai wadah berkumpulnya umat Islam ingin menyatukan kedua belah pihak dan tidak saling menyerang walaupun melalui media masa.
Menurutnya, Front Persaudaraan Islam (FPI) Kaltara, yang menggagas Tabligh Akbar dan Penggalangan Dana Kemanusiaan Untuk Palestina, menganggap kegiatan ini sesuatu hal yang biasa dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan mengundang HRS sebagai tokoh ulama yang mereka anggap layak dan patut untuk di undang.
Namun di sisi lain beberapa komponen masyarakat yang tergabung dalam aliansi Masyarakat Adat Kalimantan Utara (AMAKU) melihat ini sesuatu yang dapat memicu keresahan di beberapa kalangan masyarakat.
“Alhamdulillah, Kamis tanggal 18 September 2025 di Tanjung Selor berhasil mempertemukan kedua belah pihak yang selama ini, dalam beberapa waktu ini sepertinya saling mengeluarkan statement di media massa. Dalam pertemuan tersebut NU tidak mengarahkan apapun keputusan dan hasil musyawarah. Paling tidak kedua belah pihak sudah saling memahami pemikiran atau sikap masing-masing,” kata Alwan melalui sambungan telpon (19/9).
Dalam pertemuan tersebut karena baru pertama kali, belum ada titik temu. Pihak penyelenggara tetap akan melaksanakan Tabligh Akbar namun dengan catatan akan fokus pada acara Tabligh dan penggalangan dana.
Pihak panitia penyelenggara bisa memaklumi kekhawatiran dari pihak yang menolak, menjamin saat Habib Rizieq menyampaikan ceramahnya nanti tidak menyinggung pihak-pihak lain yang berbeda, baik beda agama maupun dalam hal keyakinan.
Sedangkan dari pihak AMAKU pada umumnya tetap berharap kegiatan tersebut tidak dilaksanakan. Namun kalaupun terlaksana meminta agar HRS tidak menyinggung dan tidak melakukan ceramah yang provokatif.
“Intinya kedua belah pihak sepakat untuk tetap menjaga kondusifitas daerah dan wilayah Kalimantan Utara,” ujar H. Alwan Saputra.
Mediasi di hadiri Panitia Tabligh Akbar Ahmad Irwan, Agustinus Amos Ketua AMAKU, AKP Simanjuntak Intelkam Polda Kaltara, Kompol Sonny Tandisau Kasat Intelkam Polresta Bulungan, Habib Abdurrahman Al Idrus MUI Kaltara, Ketua PCNU Bulungan Guru Saidul Khudri, PW Ansor Kaltara. (R)