TANJUNG SELOR – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) menggelar Suara Damai Nusantara (Sudara) di Aula Kantor Gubernur Kalimantan Utara, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Rabu (4/6).
Kegiatan yang diikuti pelajar SMP, SMA dan Mahasiswa se Kaltara ini sebagai bagian dari strategi pencegahan lunak (soft approach) terhadap paham radikal dan intoleran yang menyasar generasi muda.
Peserta lomba sebanyak 20 tim dan mengundang 100 peserta menyaksikan acara SUDARA ini dengan tema “Barisan Cinta: Bangkitkan Rasa Solidaritas Anak Nusantara – Ciptakan Indahnya Toleransi dan Tanamkan Jiwa Integritas serta Tanggung Jawab sebagai Karakter Utama Penerus Bangsa.”
Subkoordinator Penelitian dan Evaluasi BNPT RI, Teuku Fauzansyah, S.S., M.S.I., mengaku program ini mengajak generasi muda berpartisipasi aktif dalam gerakan budaya damai yang interaktif dan edukatif.
Teuku Fauzansyah menjelaskan melalui berbagai lomba seni dan ekspresi kreatif, peserta diajak untuk membumikan nilai-nilai toleransi, saling menghargai serta kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.

Ia menegaskan program Sudara ini merupakan respons atas meningkatnya fenomena radikalisasi di kalangan pelajar dan mahasiswa. Dipicu oleh lemahnya literasi digital, terbatasnya ruang ekspresi damai, dan minimnya dialog lintas budaya.
“Sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, kegiatan ini juga menekankan pentingnya pembangunan karakter, ketahanan nasional, serta partisipasi rakyat dalam menjaga harmoni dan kedaulatan bangsa,” bebernya.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Kaltara yang diwakilkan Asisten bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan rakyat, Datu Iqro Ramadhan, S.Sos., M.Si dalam sambutannya berharap kegiatan ini menjadi salah satu langkah strategis melalui budaya dan seni.
“Kita mengajak generasi muda untuk kembali mencintai tanah air, menghargai perbedaan, serta membangun daya tangkal terhadap segala bentuk provokasi ekstrem,” kata Dato Iqro Ramadhan.
Ia menuturkan generasi muda saat ini rentan terhadap paparan ideologi kekerasan yang dipicu oleh tayangan konflik atau perang di daerah. Kemudian minimnya literasi digital dan ruang ekspresi damai.
“Inilah tantangan serius yang harus kita hadapi bersama, dengan pentingnya kontrol orang tua dan kehati-hatian dalam menerima informasi di era digital ini,” tegasnya.
Sedangkan, Sekertaris FKPT Kaltara, Rano Liling menyampaikan Sudara adalah langkah cerdas BNPT melalui FKPT dalam menumbuhkan kesadaran toleransi sejak dini. Selain itu, mendorong pelajar dan mahasiswa untuk memahami serta menghargai keberagaman agama, budaya, dan pandangan sebagai kekayaan bangsa yang harus dirawat bersama.
“Meningkatkan daya tangkal terhadap radikalisme dan intoleransi, membekali peserta dengan pengetahuan dan sikap kritis terhadap narasi kekerasan, hoaks dan ujaran kebencian. Terutama di ruang digital serta menghargai keberagaman agama, budaya serta merawat kekayaan budaya secara bersama,” tuturnya.
Kegiatan Sudara mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak. Termasuk pemerintah daerah dan masyarakat pelaku kreatif budaya lokal. Bahkan, dilaksanakan di 36 provinsi. (**)