JAKARTA – Pemerintah Provinsi Kalimanta Utara (Kaltara) menyambut gembira Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) Fase 3 kembali bekerja di Kaltara. Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltara, Dr. H. Suriansyah, M.AP mengatakan Program INOVASI telah berhasil meningkatkan foundation skill di tingkat pendidikan dasar.
“Implementasi program literasi kerjasama dengan INOVASI di Kalimantan Utara telah terbukti sangat membantu kami dalam upaya meningkatkan literasi dan numerasi di jenjang pendidikan dasar,” ujarnya dalam Rapat Gabungan Komite Pengarah Provinsi INOVASI Fase 3 di Jakarta yang digelar Jumat (7/6) lalu.
Lebih lanjut Suriansyah mengatakan, INOVASI juga tidak hanya membantu Kaltara dalam penguatan literasi di pendidikan dasar, namun juga penguatan literasi masyarakat. Hasil dukungan itu terlihat dari kenaikan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat setiap tahun.
”Untuk itu kami sangat bersyukur dan mendukung INOVASI yang akan kembali mendampingi Kalimantan Utara dalam penguatan literasi dan numerasi,” tambahnya.
Setelah sukses berkolaborasi bersama Pemprov Kaltara sejak tahun 2017, Program INOVASI kembali diluncurkan untuk mendukung peningkatan mutu di tingkat pendidikan dasar. Bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Kementerian Agama (Kemenag), dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), fase ketiga dari program INOVASI ini akan mendukung implementasi serta memperkuat transformasi serta prioritas pendidikan.
“Seiring dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Australia dan Indonesia, kami senang dapat memperluas kemitraan kami di bidang pendidikan dan sekolah dasar ke lebih banyak provinsi, termasuk Jawa Barat dan Maluku,” ujar Madelaine Moss, Minister-Counsellor for Governance and Human Development, Kedutaan Besar Australia.
Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek mengatakan bahwa ekosistem pendidikan di daerah merupakan bentuk nyata dari semangat gotong royong dalam sistem pendidikan, yang telah terbukti selama masa pandemi COVID-19. Dengan gotong royong, Indonesia mampu bertahan dari hilangnya waktu belajar selama pandemi.
“Pendidikan adalah upaya jangka panjang. Dibutuhkan kolaborasi melalui ekosistem pendidikan untuk memastikan setiap anak mendapatkan layanan pendidikan yang terbaik,” tegasnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Rohmat Mulyana, menyoroti peran penting ekosistem pendidikan dalam meningkatkan kualitas madrasah. Kemenag melayani lebih dari 10 juta siswa di 87.000 madrasah yang tersebar di seluruh nusantara. Rohmat menekankan bahwa hubungan yang kuat dan kolaborasi antara para pemangku kepentingan lokal, termasuk mereka yang berasal dari sektor pendidikan Islam, mendukung Kemenag untuk menawarkan layanan pendidikan yang komprehensif, berkualitas tinggi, dan merata kepada siswa madrasah.
Pemerintah Australia dan Indonesia telah bermitra dalam program INOVASI sejak tahun 2016. Fase ketiga yang baru ini bernilai AUD 55 juta selama 4 tahun (2024-2027) dan akan mendukung Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pembelajaran inklusif dan pencapaian keterampilan dasar bagi semua siswa sekolah dasar di Indonesia.
Program ini akan memberikan dukungan dan pelatihan bagi para guru dan staf pendidikan di tingkat nasional dan provinsi, seperti di Kalimantan Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.(dkisp)