Oleh: Taufik Bilfaqih, S. Sos. I., Msi Ketua Yayasan Alhikam Cinta Indonesia
MANADO – Menjelang tahapan pemilihan kepala daerah, nama-nama kandidat walikota Manado mulai fokus ke figur-figur yang notabene pemain lama. Meski demikian, performa mereka di ruang publik cukup ramai diperbincangkan. Mulai dari warung kopi hingga di lorong dan gang. Bahkan, forum-forum keagamaan mulai mengorek-ngorek kontestasi pilkada tersebut.
Meski perhelatan panggung politik 5 tahunan masih begitu kental pasca pemilu 2024, publik kembali akan dibikin panas dengan ajang pencarian pemimpin daerah.
Manado, kebagian jatah untuk menggelar kontestasi tersebut. Meski secara waktu, terhitung pilkada sejak 2020 sampai sekarang belum genap 5 tahun, namun oleh ketentuan Undang-undang 10 tahun 2016 tentang pemilihan Gubernur, Walikota dan Bupati, maka 27 Nopember nanti 37 Provinsi dan 508 kabupaten kota termasuk Manado dipastikan akan menggelarnya.
Sudah pasti, para kandidat mulai bermunculan. Baik karena dimunculkan, memunculkan diri atau tes ombak semata.
Walau belum ada kepastian, setidaknya nama lawas sebagai calon kontestan kembali dinobatkan akan bertarung. Mereka diantaranya, Andrei Angouw, Jimmy Rimba Rogi dan Yongkie Limen.
Andrei Angouw
Sudah mafhum. Andrei adalah walikota Manado saat ini. Karir politiknya mencereng. Mulai dari sebagai anggota DPRD Manado, Provinsi Sulut, hingga pemenang pilkada 2020.
Terpilihnya keturunan Tionghoa sebagai walikota ini sekaligus menjadi penegasan bahwa Manado merupakan daerah yang tidak terjebak pada politik identitas sebagai “syarat” sosial untuk memenangkan politik elektoral.
Bahkan sejarah mencatat, ia merupakan pemilik suara terbanyak ketika memenangkan kontestasi pileg 2019, yang akhirnya membuat dirinya ditunjuk sebagai ketua DPRD Provinsi Sulut, sebelum akhirnya tarung pilkada 2020.
Masa kepemimpinannya sebagai walikota, banyak menuai prestasi sekaligus kontroversi. Saya akan mengurainya pada tulisan berikut.
Apakah, pada pilkada 2024 ini Andrei akan kembali unggul? Apa titik lemah dan lebihnya? Lagi, Saya akan menulis secara serius pada postingan khusus berikut.
Jimmy Rimba Rogi
Walikota Manado periode 2005-2008 ini punya pengikut militan. Sama seperti Andrei, Imba (nama akrabnya) pernah menjadi anggota dan bahkan ketua DPRD Kota Manado. Namun, sejarah mencatat, ia pernah ditangkap KPK karena korupsi. Meski demikian, pasca bebasnya dari tahanan, ia sempat mencalonkan diri pada pilkada 2015 dan dinobatkan sebagai bacalon pada 2020.
Atmosfer dukungan kepadanya tetap terlihat riuh. Bahkan digadang-gadang bakal memenangkan pertarungan. Sayangnya, aturan membuat mantan narapidana korupsi tak bisa terjun sebagai calon.
2024 kali ini, Imba tak bisa dibendung. Tidak ada aturan yang membatasinya lagi. Tapi, apakah dukungan kepadanya akan seperti euforia sebelumnya? Kita akan bahas pada edisi khusus Imba.
Yongkie Limen
Politisi senior miliknya Golkar ini, jangan dianggap remeh eksistensinya. Hampir setiap pilkada Manado, namanya selalu muncul meski tidak secara resmi terdaftar defenitif sebagai bacalon. Selain itu, Koh Limen ini selalu keluar sebagai anggota DPRD terpilih di Pemilu 2019 dan 2024.
Tentu secara internal, ia akan bertarung bersama Imba untuk mendapatkan tiket partai. Banyak kalangan justru lebih menilai Yongkie terlihat siap ketimbang pesaingnya itu untuk dicalonkan.
Seperti Limen, Sang Istri pun punya karir yang sama. Terpilih sebagai anggota DPRD kota Manado pada 2019 dan 2024. Maka, modal sosial dan politik Limen tentu dianggap menunjang potensinya untuk tarung.
Wajah Lawas Yang Dominan
Baik Andrei, Imba dan Limen, ketiganya muka lawas. Figur yang tak pernah absen dalam kancah perpolitikan lokal.
Pertanyaannya, apakah Manado hari ini, masih butuh mereka? Sebegitu keringkah daerah ini sehingga tak nampak nama-nama baru yang cenderung lebih muda untuk didorong agar bisa berkontribusi membawa Kota seribu gereja ini menjadi lebih baik?
Tentu, ketiga figur yang disebutkan di atas, merupakan tokoh yang dihormati para pendukungnya. Mereka punya warna dalam kepemimpinannya. Namun, Kita butuh keseimbangan. Entah sebagai patner mereka atau bahkan sebagai lawan. Kita lihat saja!
Nb. Kopiah itam, pemanis