TANJUNG SELOR – Data Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada 2022 berada di angka 66,56. Dengan tingkat kegemaran membaca (TGM) mencapai 60,70 persen.
Demikian disampaikan Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang, melalui Staf Ahli Gubernur Kaltara Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Hubungan Antar Lembaga, Burhanuddin, saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) bidang perpustakaan di Tanjung Selor, Selasa (5/12).
Diakuinya, angka kegemaran membaca dan masih lebih rendah dibandingkan dengan target tingkat kegemaran membaca Indonesia di tahun 2024, 71,3 persen.
Dengan melihat angka ini, menurut gubernur, seperti disampaikan Burhanuddin, menjadi tantangan bagi Perpustakaan untuk berperan dalam meningkatkan literasi masyarakat.
Perpustkaan, kata dia, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 43 Tahun 2007, tentang perpustakaan, merupakan urusan wajib non pelayanan yang berperan sebagai wahana belajar sepanjang hayat.
Dikatakab, pengukuran IPLM dan TGM, merupakan alat baku standar yang memudahkan dalam penyusunan pemetaan kondisi dan pengembangan perpustakaan, serta kegemaran membaca masyarakat di daerah.
“IPLM merupakan pengukuran yang dilakuman pemerintah daerah dalam membina dan mengembangkan perpustakaan, sebagai upaya unruk mencapai budaya literasi,” ungkapnya.
Disebutkan, ada 7 unsur pembangunan literasi masyarakat. Yaitu pemetaan layanan perpustakaan, ketercukupan koleksi, ketercukupan tenaga perpustakaan, tingkat kunjungan masyarakat per hari, jumlah perpustakaan ber-SNP (standar nasional perpustakaan), serta keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sosialiaasi dan promosi.
Lebih jauh Burhanuddin mengatakan, dalam rangka untuk mencapai Indonesia Emas 2045, membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing adalah satu keharusa .
“Perlu kita sadari bersama, literasi merupakan jalan utama guna mencerdaskan dan menyejahterakan anak bangsa,” ungkap Burhanuddin di depan peserta Rakor.
Upaya peningkatan IPLM dan TGM terus dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara dalam beberapa tahun belakang. Salah satunya melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang merupakan program Perpustakaan Nasional.
Melalui program ini, menjadi upaya meningkatkan pemanfaatan perpustakaan, dalam rangka penguatan literasi masyarakat.
“Saya berharap, melalui Rakor ini, kita dapat mengidentifikasi permasalahan aktual yang terkait dengan penyelenggaraan perpustakaan di daerah. Dan memberikan solusi pemecahannya,” kata Burhanuddin, mewalili Gubernur.
Sementara itu, Pustakawan Ahli Madya Suryadi, selaku nara sumber dari Perpustakaan Nasional RI dalam paparannya menyampaikan tentang teknis pengukuran IPLM.
Dikatakan, pengukuran IPLM adalah mengukur data tingkat pembangunan literasi masyarakat. Diperoleh dari sata sekunder, dan aspek masyarakat berdasar jenis perpustakaannya.
Tujuan pengukuran ini, lanjut dia, untuk mengetahui kondisi semua jenis perpustakaan di daerah. Baik dari aspek sebaran perspustakaan, koleksi, tenaga pustakawan, dan anggota perpustakaan.
Sedang untuk pengukuran tingkat kegemaran membaca, dikatakan Suryadi, bertujuan untuk mengetahui dampak perpustakaan ataupun penyedian bacaan, terhadap tingkat kegemaran membaca masyarakat.
Rapat koordinasi perpustakaan diikuti oleh semua dinas perpustakaan kabupaten/kota se Kaltara, pegiat perpustakaan dan beberapa pihak terkait lainnya.
Rakor kali ini mengangkat tema, strategi peningkatan indeks peningkatan literasi masyarakat (IPLM) dan tingkat gemar membaca dalam mewujudkan perpustakaan sesuai standar nasional dan terwujudnya transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. (dkisp)