KALTARAONE.COM – Kabar duka datang dari dunia bisnis RI. CEO General Electric Indonesia, Handry Satriago, meninggal dunia pada Sabtu, 16 September 2023 karena sakit dalam usia 54 tahun.
Ir. Vickner Sinaga, M.M., Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Golkar Dapil Kalimantan Utara merasa kehilangan dan menyampaikan duka cita atas kepulangan sahabatnya itu.
“Sabtu siang, 16 September 2023. Berita duka itu datang dari orang terdekatnya. Rekan se timnya, yang selalu bersamanya kemana mana, David Hutagalung, yang juga kerabat dekatku. Bahwa petarung tangguh itu telah tiada. Wafat di usia 54 tahun. Mengakhiri pertandingan spartan 37 tahun lamanya. Dengan kemenangan beruntun tiap tahun tanpa jeda,” katanya.
Dilaman media sosial miliknya, Vickner Sinaga menceritakan perjalan hidup Handry Satriago, Akhir Perjalanan Sosok Hebat Sang Petarung Tangguh. Di usia masih belia 17 tahun, sudah harus duduk di kursi roda kemana-mana akibat Kanker kelenjar getah bening yang di deritanya. Dia adalah putera semata wayang dari keluarga yang berdiam di bilangan Jakarta Selatan.
“Awalnya sempat mengalami frustrasi, sering mengurung diri. Berhari-hari dari dalam, pintu kamarnya dikunci, hingga didobrak paksa sang ayah yang sangat mengasihi. Lalu sang ayah memberi nasehat, bahwa hidup itu pilihan. Tetap mengurung diri di kamar, namun harus melupakan impian, cita-cita menjadi orang hebat dan berguna, tidak akan ada yang mengantar ke dalam kamar, ujar sang ayah. Atau keluar kamar, bangkit, topangan keluarga akan membuat cita-cita menjadi nyata,” cerita Vickner.
Wajah murung itu berubah ceria. Semangat yang pudar berubah membara.
“Mama carikan taksi. Saya mau lanjutkan sekolah, kata Handry,” lanjut Vickner.
Itulah awal dari 37 tahun sisa perjalanan hidup Handry kemudian. Status disable, tak menghalanginya untuk lulus SMA Labschool. Pun di perkuliahan. Insinyiur Teknologi Industri Pertanian dari IPB, diraih tepat waktu.
Tahun1993, di usia 24 tahun. Sibuk bekerja, tak membuatnya berhenti meraih sukses ganda. Di usia 28 tahun, bahkan mampu meraih Magister bisnis Double Degree.
Sekolah Tinggi Manajemen IPMI dan dari Monash University sekaligus. Gelar Doktor Manajemen Stratejik, diperoleh di usia 41 tahun dari Universitas Indonesia. Spektakular!
Handry tambah Vickner, tak berhenti menimba ilmu meski memiliki keterbatasan fisik. Sambil bekerja di salah satu perusahaan tertua di dunia. General Electric, selama lebih 24 tahun. Hingga mencapai posisi puncak, CEO alias Direktur Utama. Kliennya PT. KAI, Pertamina, Garuda Indonesia dan beragam perusahaan besar swasta lainnya.
Handry Satriago, memimpin GE Indonesia belasan tahun. Mencakup Vietnam, Kamboja dan Filipina. PT PLN (Persero) juga merupakan salah satu kliennya. Terutama kala memimpin GE Power Indonesia kurun waktu 2005 – 2010.
“Masa dimana kami mulai berinteraksi, meski tidak terlalu intens. Setidaknya setiap halal bil halal di PLN Pusat, beliau selalu hadir. Kenyang di berbagai jenjang manajemen, membuatnya dilirik banyak institusi. Sebagai motivator. Sosok disable yang sukses. Belajar, Bekerja dan puncaknya Berbagi,” ujar Vickner Sinaga yang pernah menjabat direktur PLN kawasan Indonesia Timur.
Profesi sebagai motivator bak Nick Vujivic asal Australia pengidap sidrom tetra-amelia. Meski tak setenar Vujivic, motivator tanpa lengan dan kaki itu. Handry Satriago selalu melayani, memberi motivasi di banyak institusi.
“Profesi ini, membuat kami berdua pernah sharing di satu momen. Di Garuda Indonesia, Handry memberi insight di kursus top management PT GIA dan saya di sesi berikutnya. Seingatku itu terjadi di tahun 2011. Sharing session begitu hidup, antusias dan menyenangkan,” tambahnya.
Pernah pada saat Vickner dan Handry mengunjungi pojok-pojok Training Center, di kawasan Duri Kosambi. Tempat para pilot, pramugari di uji secara berkala, assesment rutin setiap enam bulan, prosedur tetap sebelum terbang. Mereka berdua didaulat menjadi pilot dan co pilot di simulator pesawat Boeing 737.
“Saat take off mulus saja, tapi saat mendarat, susah mengendalikannya. Penumpangku, Handry sampai terguncang di kursi co pilot. Lalu gantian, Handry yang jadi pilot. Saya co pilot, merangkap penumpang. Idem, terguncang juga kala mencoba mendaratkan simulator pesawat itu. Kami pun saling terbahak. Mendaratnya di rerumputan pinggiran landasan. Terbayang jika nyetir pesawat komersil sungguhan,” kenang Vickner Sinaga.
“Tenanglah di keabadiaan sana, sahabat Handry Satriago. Keuletan dan ketangguhanmu menginspirasi banyak orang. Bumi Pertiwi bangga memiliki sosok tangguh seperti dirimu. Salah satu CEO termuda di Perusahaan Global tertua dunia. Dengan segala keterbatasannya,” doa Vickner untuk sahabatnya. (Joe)