JAKARTA – Ormas Nasionalis Kombatan (Komunitas Banteng Asli Nusantara) menyarankan PDI Perjuangan agar mengabaikan munculnya isu gencar Gibran Rakabuming Raka, putera Presiden Jokowi layak jadi Bacawapres dikaitkan gugatan ke MK soal syarat usia minimal dari 40 tahun ke 35 tahun.
Ketua Umum DPN (Dewan Pimpinan Nasional) Kombatan, Budi Mulyawan menegaskan, PDI Perjuangan daripada buang-buang energi soal Gibran dan batas usia minimun Cawapres yang belum diputus MK, lebih elok jika fokus mempertimbangkan Bacawapres yang realistis akan mendampingi Ganjar Pranowo.
“Fokus saja pada dua nama yang sudah mengerucut antara Sandiaga Uno dan Andika Perkasa. Ini lebih realistis ketimbang ikut larut tergoda isu framing Bacawapres Gibran, yang belum tentu realistis,” kata Budi Mulyawan alias Cepi, dalam keterangannya, Sabtu (19/08/2023).
Apalagi, lanjut dia, isu Gibran didorong jadi Bacawapres menghadapi Pilpres 2024, sangat rawan mengundang gesekan pro kontra yang akan merugikan PDI Perjuangan dan Ganjar Pranowo.
“Target di balik gugatan-gugatan ke MK terkait syarat usia minimum Capres dan Cawapres juga misterius. Dari lima penggugat atau pemohonan yudicial review, yang track recordnya jelas hanya Parpol PSI. Lainnya, adalah perorangan biasa,” kata Cepi.
Menurut Cepi, agar waktu tidak terbuang sia-sia, karena jadwal pendaftaran kandidat Pilpres sudah dekat, yakni 19 Oktober hingga 25 Nopember 2023, maka perlu konsentrasi tinggi tentang siapa Cawapres yang benar-benar dikehendaki rakyat untuk bisa mendampingi Ganjar.
“Pencermatan Kombatan dari dua nama yang mengerucut antara Sandiaga dan Andika, yang paling tepat adalah Sandiaga,” tandas pimpinan Ormas, yang ketua dewan pembinanya, Sidarto Danusubroto, politikus senior PDI Perjuangan yang menjadi abdi negara dimulai sebagai Ajudan Presiden ke-1 Ir Soekarno hingga jadi Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) dua periode era Presiden ke 7 Joko Widodo.
Kenapa Sandiaga? Lanjut Cepi, dia unggul dalam survei bursa Cawapres untuk semua Capres baik Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Bahkan, elektabilitasnya unggul jauh dibanding Andika.
Cepi membuktikan, hasil survei Voxpol Center Research and Consulting menempatkan Sandiaga di urutan pertama dengan elektabilitas 18,8 persen. Sementara itu, Andika tidak muncul dalam survei 11 nama yang masuk bursa Cawapres
Urutan kedua disusul, Agus Harimukti Yudhoyono (18,5 persen), Ridwan Kamil (15 persen, Erick Thohir (13,5 persen), Mahfud MD (12,5 persen), Khofifah Indarparawansa (6,1 persen), Muhaimin Iskandar (2,3 persen), Puan Maharani (2,1 persen), Nazarudin Umar (1,5 persen), Ahmad Heryawan (1,4 persen), Airlangga Hartarto (1,1 persen).
“Peluang Sandiaga dikehendaki rakyat jadi Cawapres sangar besar, karena identik anak muda dan disukai emak-emak. Selain itu, pengalaman sebagai Menteri Pariwisata di pemerintahan Jokowi, bisa menjembatani pemerintahan ke depan dengan program-program pembangunan yang sudah dicapai Presiden Jokowi,” kata Cepi.
Cepi mencermati, pengerucutan Bacawapres-nya Ganjar ke Sandiaga itu, juga dibuktikan pintu masuk untuk nama-nama nominator yang lain seperti Erick Thohir, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) maupun Airlangga Hartarto sudah tidak bisa diharapkan lagi.
“Tidak bisa diharapkan, karena PAN yang mengusung Erick Thohir, dan PKB dengan Cak Imin, termasuk Golkar bersama Airlangga Hartarto sudah menyatakan bergabung dengan Prabowo sebagai Capres Gerindra,” tegas Cepi.
Adanya perkembangan dinamika politik itu, Cepi mencermati, bahwa peluang besar untuk mendampingi Ganjar dan memungkinkan dipilih rakyat hanya Sandiaga yang diusung PPP. Selain itu, Sandiaga juga diterima semua elemen Islam, terutama Ormas terbesar di Tanah Air seperti Nahdlatul Ulama (NU) maupun Muhammadiyah.
“Pasangan Ganjar dan Sandiaga ini, sekaligus juga bisa menjadi pencerahan regenerasi pemimpin Indonesia ke depan. Keduanya berusia masih kepala 5, sehingga masih bernas dibanding Prabowo yang 17 Oktober nanti sudah berusia 72 tahun,” pungkas Cepi. (*)