KALTARAONE.COM, TANJUNG SELOR – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengakui tantangan Kalimantan Utara dalam menghadapi masalah radikalisme, antara lain wilayah begitu luas serta berbatasan dengan Malaysia serta dekat dengan Filipina selatan.
Hal itu diungkapkan Kasubdit Pemberdayaaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Kolonel (Czi.) Rahmad Suhendro di Tanjung Selor, Kamis (21/7).
“Menghadapi tantangan ini sehingga dibutuhkan koordinasi dan kerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat serta pemangku kepentingan,” kata Rahmad dalam monitoring pelibatan masyarakat dalam pencegahan terorisme.
Luas wilayah provinsi ke-34 itu mencapai 71.827 kilometer persegi , hampir sama luas Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, namun dengan kelemahan infrastruktur serta jumlah penduduk hanya sekitar 700.000 jiwa.
Penyebaran penduduk tipis dan tidak merata serta daerah cukup luas menjadi kendala bidang pengawasan maupun berbagai aktifitas Forum Koordinasi Pencegahan Radikalisme (FKPT) Kalrara, sebagai perpanjangan tangan BNPT dalam menjalankan tugas, misal untuk sosialisasi serta penelitian.
Beberapa kawasan hanya efektif dijangkau melalui transfortasi laut dan sungai, bahkan ada yang harus menggunakan transportasi udara khususnya daerah pedalaman dan perbatasan.
Kaltara terungkap dalam beberapa kasus menjadi jalur perlintasan masuknya para terorisme (Filipina Selatan-Tawau, Nunukan-Tarakan-Pulau Jawa).
Selain itu, dilaporkan juga berkembang beberapa agama sempalan sehingga perlu mendapat perhatian khusus agak tidak berkembang luas.
“Semoga dengan dukungan semua lapisan masyarakat serta koordinasi serta kerja sama yang baik dengan seluruh stake holder (kelompok kepentingan) masalah ini bisa kita tangani bersama,” katanya.
Dari bidang program, katanya, BNPT terus melakukan inovasi, khususnya bagi Generasi muda atau Generasi Z (mereka yang lahir pada 1995 sampai dengan 2010) kadang disebut juga sebagai “i Generation” atau generasi internet agar bisa berkolaborasi, berbicara dan bertindak langsung.
“Generasi seperti ini, pola ceramah bisa jadi tidak menarik lagi, sehingga kita butuh inovasi program agar lebih mengena dalam menangkal radikalisme, bisa jadi lewat video pendek, puisi dan kreatifitas lain yang melibatkan mereka secara langsung,” katanya.
Ketua FKPT Kaltara Datu Iskandar Zulkarnaen memaparkan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi dan kerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat dan kelompok terkait.
Kegiatan tersebut antara lain, dalam dialog kebangsaan digelar Pondok Pesantren Fatimah Az-Zahra Bulungan bekerja sama dengan Densus 88 Antiteror Polri, 17 Juli 2022.
Juga dalam acara Peningkatan Kompetensi Penceramah Agama oleh Kemenag (Kementerian Agama) Kaltara yang melibatkan 50 dai se-Kaltara di Tarakan, 9 Juni 2022.
Kemudian terlibat dalam “Pengarusutamaan Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan” bagi 30 penyuluh agama dari sejumlah kecamatan di Bulungan, 8 Juni 2022.(fkptkaltara/NJ).