KALTARAONE.COM, TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Drs H Zainal A Paliwang SH, M.Hum terus berupaya mewujudkan ketahanan pangan daerah dengan pengembangan pertanian. Karena itu, ia berharap adanya kolaborasi seluruh elemen untuk bersama-sama mengoptimalkan produktivitas pertanian untuk mencapai kesejahteraan petani.
“Saya berharap dengan kolaborasi strategis ini dapat menjadi salah satu aksi nyata kita untuk menciptakan sistem pertanian yang dapat mencapai produktivitas optimal sehingga tercapai kesejahteraan petani secara finansial,” terang Gubernur.
Seperti diketahui, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara menunjukkan kebutuhan beras Kaltara berkisar 56.115 ton/tahun. Sementara produksi beras Kaltara tahun 2021 diperkirakan sebanyak 22.508 ton/tahun.
Dengan kata lain, Kaltara diperkirakan masih akan defisit 33.607 ton/tahun dimana defisit beras ini umumnya dipenuhi oleh produksi beras yang masih impor dari beberapa sentra penghasil seperti Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
“Dengan mengambil pendekatan bahwa seluruh luas panen padi tahun 2021 yang mencapai 11.057,04 ha diubah seluruhnya menggunakan metode Hazton (asumsi hasil Hazton 6 – 8 ton), maka produksi bisa mencapai 66.342 – 88.456 ton/tahun gabah kering atau sekitar 41.622 – 55.497 ton/tahun beras. Dengan demikian, defisit yang terjadi tentunya dapat kita kurangi menjadi hanya 618 sampai dengan 14.493 ton/tahun,”tambahnya.
Kendati demikian, potensi produksi luas panen padi masih bisa mengalami peningkatan. Gubernur membeberkan sejumlah hal agar luasan panen padi di provinsi termuda ini bisa berjalan optimal. Salah satunya menggunakan pola Hazton.
Dengan pola Hazton, kebutuhan beras di Kaltara diharapkan meningkat. Sehingga tidak perlu lagi mendatangkan beras dari luar Kaltara. Hal ini sejurus dengan banyaknya program pemerintah pusat di Kaltara salah satunya adalah menyokong kebutuhan pangan di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi.
“Untuk menyokong pangan di KIPI, harus produk yang merupakan hasil dari tanah di Kaltara. Berasnya juga harus dari Kaltara,”tambahnya.
Teknologi Hazton merupakan cara bertanam padi dengan menggunakan bibit tua yang berumur 25-35 hari setelah semai. Dengan jumlah bibit padat 25 – 30 bibit per lubang tanam. Sedangkan cara tanam biasa hanya 4 – 5 bibit per lubang tanam.
Metode padi Hazton telah sukses diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia. Metode ini telah terbukti di berbagai daerah mampu meningkatkan 2-3 kali lipat dari produktivitas sebelumnya, sehingga diharapkan para petani Bulungan dapat mengambil contoh dan menerapkannya pada lahan pertaniannya.
Untuk diketahui, potensi produksi padi di Kaltara tahun 2022 diprediksi mengalmi peningkatan. Ia menyebutkan, produksi padi diperkirakan sebesar 9,21 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG) pada Januari 2022. Sementara potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2022 mencapai 11,28 ribu ton GKG.
“Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari – April 2022 diprediksi mencapai 20,49 ribu ton GKG atau mengalami kenaiikan 1,67 ribu ton GKG dibanding Subround Januari – April 2021,”jelas Gubernur.
Dijelaskannya, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2022 adalah Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Malinau. Sementara itu, kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama adalah Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan.
Potensi kenaikan produksi padi yang relatif besar pada Subround Januari–April 2022 dibandingkan Subround yang sama pada 2021 terjadi di Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kabupaten Nunukan. Sementara itu, potensi penurunan produksi padi pada Subround Januari–April 2022 yang relatif besar terjadi di Kota Tarakan.
Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2022 mencapai 2,69 ribu hektar, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2022 diperkirakan seluas 3,47 ribu hektar. Sehingga total luas panen padi pada Subround Januari-April 2022 diperkirakan mencapai 6,16 ribu hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 0,5 ribu hektar (8,83 persen) dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari-April 2021 yang sebesar 5,66 ribu hektar.
Pada Januari 2022, produksi padi diperkirakan sebesar 9,21 ribu ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2022 mencapai 11,28 ribu ton GKG. Dengan begitu, total potensi produksi padi pada Subround Januari – April 2022 diperkirakan mencapai 20,49 ribu ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 1,67 ribu ton GKG (8,87 persen) dibandingkan 2021 yang sebesar 18,83 ribu ton GKG.
Pada Januari 2022, produksi beras diperkirakan sebanyak 5,46 ribu ton beras, dan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2022 ialah sebesar 6,69 ribu ton. Sehingga, potensi produksi beras pada Subround Januari-April 2022 diperkirakan mencapai 12,15 ribu ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 0,99 ribu ton (8,87 persen) dibandingkan dengan produksi beras pada Januari-April 2021 yang sebesar 11,16 ribu ton beras.
Angka produksi padi Januari-April 2022 merupakan angka sementara karena masih mengandung angka potensi luas panen (Februari-April) dan menggunakan produktivitas tahun sebelumnya (Januari-April 2021). (dkisp)