KALTARAONE.COM, TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Drs H Zainal A Paliwang SH, M.Hum mengajak kepada seluruh petani di provinsi termuda ini untuk mengoptimalkan lahan pertanian. Hal ini disampaikannya ketika pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kaltara itu mengikuti panen Padi pola Hazton bersama Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kaltara di Panca Agung, Sabtu (19/2/2022).
“Dengan semangat para petani di Kaltara, kita harapkan lahan pertanian kita dapat dioptimalkan,”jelas Gubernur.
Gubernur juga mengapresiasi atas digelarnya panen padi pola hazton yang digelar di Desa Panca Agung. Menurutnya, ini merupakan bentuk implementasi para stakeholder terkait, utamanya KPw Bank Indonesia Provinsi Kaltara untuk menekan laju inflasi.
“Tentu saja ini adalah momentum kita menuai hasil padi yang telah ditanam oleh petani kita,”terangnya.
Seperti diketahui, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara menunjukkan kebutuhan beras Kaltara berkisar 56.115 ton/tahun. Sementara produksi beras Kaltara tahun 2021 diperkirakan sebanyak 22.508 ton/tahun.
Dengan kata lain, Kaltara diperkirakan masih akan defisit 33.607 ton/tahun dimana defisit beras ini umumnya dipenuhi oleh produksi beras yang masih impor dari beberapa sentra penghasil seperti Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
“Dengan mengambil pendekatan bahwa seluruh luas panen padi tahun 2021 yang mencapai 11.057,04 ha diubah seluruhnya menggunakan metode Hazton (asumsi hasil Hazton 6 – 8 ton), maka produksi bisa mencapai 66.342 – 88.456 ton/tahun gabah kering atau sekitar 41.622 s.d 55.497 ton/tahun beras. Dengan demikian, defisit yang terjadi tentunya dapat kita kurangi menjadi hanya 618 sampai dengan 14.493 ton/tahun,”tambahnya.
Melalui pola Hazton, Gubernur berharap pemanfaatan kebutuhan beras di Kaltara dapat meningkat. Sehingga tidak perlu lagi mendatangkan beras dari luar Kaltara. Hal ini sejurus dengan banyaknya program pemerintah pusat di Kaltara salah satunya adalah menyokong kebutuhan pangan di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi.
“Untuk menyokong pangan di KIPI, harus produk yang merupakan hasil dari tanah di Kaltara. Berasnya juga harus dari Kaltara,”tambahnya.
Teknologi Hazton merupakan cara bertanam padi dengan menggunakan bibit tua yang berumur 25-35 hari setelah semai. Dengan jumlah bibit padat 25 – 30 bibit per lubang tanam. Sedangkan cara tanam biasa hanya 4 – 5 bibit per lubang tanam.
Pengembangan tanaman padi ini, selain membantu cara bercocok tanam dengan teknologi Hazton. Petani juga mendapatkan bantuan bibit, pupuk, pestisida serta bantuan dari Pemerintah Pusat berupa mesin perontok padi.
Berbeda dengan sistem tanam konvesional yang telah dilakukan, untuk metode hazton sendiri memiliki masa persemaian yang lebih lama, yaitu sekitar umur 25–30 hari. Selanjutnya, bibit padi tersebut ditanam hingga 25 sampai dengan 30 bibit padi perlubang tanam.
Metode padi Hazton telah sukses diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia. Metode ini telah terbukti diberbagai daerah mampu meningkatkan 2-3 kali lipat dari produktivitas sebelumnya, sehingga diharapkan para petani Bulungan dapat mengambil contoh dan menerapkannya pada lahan pertaniannya.
Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara, Teddy Arief Budiman mengungkapkan, pihaknya telah bergerak pada tahap awal pengembangan klaster padi di Bulungan dengan turut pula memberikan bantuan sarana prasarana pertanian melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa 1-unit mesin Rice Milling Unit (RMU) dengan kapasitas 1,5 ton/jam kepada kelompok tani di Desa Gunung Putih, Kabupaten Bulungan.
“Pemberian bantuan mesin RMU ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas padi yang dihasilkan,”ujarnya. (dkisp)